Sebuah syair untuk IMM di usianya yang ke-52, 2016
Setengah abad
punjul dua tahun yang lalu,
kau dilahirkan
dari rahim surya nan berkilau cerah.
Darah,
adalah simbol
pengorbanan yang sengaja disematkan untukmu.
Dan merah,
adalah lambang
perjuangan abadi yang dinobatkan untukmu.
Si jabang bayi
berlumur darah,
itulah sejatimu
sejak lahirmu.
Lahir tumbuh
besarmu,
harapan yang
ditautkan oleh bapak ibumu.
Engkaulah
penerus laku pencerah,
diiringi sejak
terbitnya surya pengkabur fana.
Bersama sang
fajar,
kau sibak kabut
kelam di ujung ufuk yang hitam.
Bergemuruh gelorakan
rima-rima pengabdian,
yang sekian
lama hadirmu memang diidam-idamkan.
Merah,
kini telah
dewasalah sudah.
Setengah abad
punjul dua,
usia matang
untuk tabuh genderang.
Tancapkan pena,
lukis dan tulis
laga dramatis heroistis.
He merah he
darah he bungsu pencerah,
makin tajam
duri zaman harus kau tumpul-takhlukkan
makin hitam
kabut dunia harus kau sibak-cerahkan
makin luas
bentang ladang harus kau subur-permaikan
makin dalam
jejurang harus kau dangkal-hilangkan
makin tinggi
tetebing harus kau lumpuh-jinakkan.
Lima puluh dua
angka usiamu kini, merah.
Kibar-geleparkan
panji kebenaran bendera keadilan,
supaya tak
sedih bapak-ibu menantimu di pintu sorga.
Jawab-buktikan
segala pertanyaan taksa dunia,
supaya tak sia
usiamu yang semakin dewasa.
Dan merah, kini
telah dewasalah sudah.
0 komentar:
Posting Komentar