Sabtu, 16 Juli 2016

Cahaya Akan Berganti Tak Akan Berhenti

Kampung halaman, 10 Juli 2016



Bulan sabit terpancang di atas langit
Menggantikan mentari di usia senja tanpa berat hati
Sinarnya menerpa bangunan hampa
Membias kedamaian yang selaras ketenangan
Lekak-lekuk kebisuan menengadah kepada rindu dan harapan

Selayang Pandang

3 Syawal 1437H



Syawal ini kita bertemu
Berjarak bertaut waktu lama tiada berjumpa denganmu
Gamis bersulam mawar kerudung abu-abu
Oh ayu serasi dengan senyummu
Selayang pandang memantik rindu
Inginnya hati memandangmu selalu
Melepas rindu melepas letihnya kalbu
Bukan alasan durjana tiada lepas memandangmu
Memandangmu getarkan nurani teteskan air mata rindu
Sepintas palingmu menambah getarnya kalbu

Kepada Kalian

3 Syawal 1437H



Kepada bumi
kepada bumi yang tiap saatnya kami
bercocok tanam kerusakan di atasnya. Kepada bumi
yang tiap saatnya kami menebar benih kebencian, benih caci-maki
kepada bumi
yang tiap saatnya kami menyiram air-air keji
kepada bumi
seribu ampun tak mampu kami memanen kegempaan ngeri

Subuh Akhir Ramadhan Ini

(Ruang adu, Selasa 30 Ramadhan 1437H / 5 Juli 2016M)



Dari balik bilik ruang aduku
Kudengar sayup-sayup beduk ditabuh bertalu-talu
Sejenjang kemudian melengking adzan yang murung tersedu
Angin berembus tak malu-malu
Dedaunan meluluhkan embun tersapu-sapu
Cericau kenari kerukuk ayam mengantarkanku
Meraih zakiyah meraih wudhu
Membilas legaman tangan jemariku
Mengkumuri raung deraman lisanku
Membasuh tiap topengan mukaku
Jijik aku jijik menatap cerminan rupaku
Guyur tiap jengkal diriku
Lenyap hitamku luntur noda dustaku
Diberdayakan oleh Blogger.