Griyo, 2016
Wahai Robbi
kami meratap bergobar hati
Tanah air kami
tak lagi tanah yang Kau ridhai
Semakin
bertambah hari semakin bertambah ngeri
Tanah lahir
kami tak lagi tanah yang Kau berkahi
Semakin
bertambah usia kami semakin bertambah derita kami
Tumpah darah
kami tumpah ruah cidera kami
Semakin
berkurang umur kami semakin berkurang senyum kami
Negeri kami
galeri karya cerita legenda untuk anak turun nanti
Cerita tentang
agungnya raja-raja pendahulu kami
Cerita tentang besarnya
perjuangan pahlawan negeri
Hingga cerita
tentang bengkaknya hak kami yang dilucuti
Juga cerita
tentang buncitnya perut yang duduk di kursi tinggi
Gagah kebesaran
tinggal puing kehancuran bertubi-tubi
Bengah
kebongkakan bertambah panjang menjulang tinggi
Kami meratap
kami merintih menangisi
Kami dibungkam
mulut kami disumpali
Kami dipasung
kaki kami dibelenggui
Kami dijerat
tangan kami diborgoli
Di negeri
sendiri kami diasingkan didzalimi
Sebagai anak
negeri kami larat meratapi
Niatnya
mendidik si pak guru dijeruji
Si murid
tertawa lepas mencumbui ekstasi
Kepada pembesar
pejuang kemerdekaan dan kejayaan negeri
Ceritakan pada
mereka seberapa merah jemari
Sebetapa merah
tanganmu dicambuk mistar kayu trembesi
Seberapa jontang
kantung matamu malam tak pernah lelap bermimpi
Seberapa pecah
retak telapak kaki berjalan ke sekolah pulang pergi
Mereka tak tahu
hanya tahu tidur nyenyak makan enak tiada tapi
Kami meratapi
keadaan negeri ini
Semakin rapuh
di ambang pintu keterpurukan esok hari
Ya Ilahi Robbi
ampuni kebiadaban kami ini
Selamatkan
tanah air tumpah darah kami ini
Untuk anak
turun kami nanti
Supaya cerita
sejarah keagungan negeri ini tak sampai berhenti
Tak jadi
tercoreng terganti
0 komentar:
Posting Komentar