Maskam UIN
Jogja, 2016
Di teras masjid ini tiap hari saban
sore tikar-tikar diskusi digelar
Pemuda-pemudi bersila rapi adu ide
duduk melingkar
Semenjak masjid ini pertama berdiri.
Puluhan tahun telah berputar
Sudah berapa banyak tak lagi
terhitung gagasan terucap keluar
Banyak pemuda lahir dari teras
masjid ini akhirnya jadi orang besar
Mengabdi atas janji yang telah
terikrar
Di teras masjid ini tiap hari saban
sore meja-meja dialog ditata
Para pemuda adu pendapat pecahkan
yang buntu biar terbuka
Hingga semegah ini masjid terbangun,
terselesai sudah banyak perkara
Satu demi satu buah pikir telah
tercipta
Sepuluh sampai seratus ide yang
lahir telah terlaksana
Merangkai sejarah baru demi kemajuan
bangsa dan agama
Di teras masjid ini saban sorenya pena-pena
menulis rangkai opini
Dari tangan mereka yang duduk
berpikir tertulis bait-bait sajak revolusi
Di atas lantai marmer di bawah atap
putih tergagas berbagai solusi
Semua masalah jadi selesai, semua
wacana telah tercapai
Muda-mudi di teras masjid ini
berjuang menempa diri
Agar tak hanya jadi debu tak berarti
di kemudian hari
Di teras masjid ini tiap harinya
silih berganti lingkar rembuk bertemu
Kertas-kertas kosong telah terisi
menjadi buku
Pikir-pikir kosong telah terisi
berbagai ilmu
Yang hanya diam tertunduk kini
pandai retorika. Lihai tak lagi kaku
Yang tak bisa apa-apa, kini ahli
berbagai ilmu
Bakat minat tersasah, kapasitas diri
tertempa, tampil terdepan siap berlaku
Di teras masjid ini tiap senja
nada-nada berirama
Sahut bersahut bersuara merangkai
kata
Padu berpadu menjalin ikatan hati.
Ikatan cinta sesama manusia
Teras masjid penuh kenang. Duka bahagia
sebelum malam saat senja
Jajar berjajar berlomba dalam baik. Serambi
kata penempa para muda
0 komentar:
Posting Komentar