Di
tengah perdebatan kehidupan, 2015
Aku terlahir di tengah perdebatan lebat
Selebat hutan rimba dengan auman penghuninya yang kuat
Saat ayah dan ibuku berdebat hebat
Siapakah nama yang pantas untukku tersemat
Bagaimana dan dengan apakah aku akan dididik dan dirawat
Semua dan semuanya satu-persatu tiada terlewat
Bahkan walau kabut harus menerjang dengan pekat
Aku terlahir di tengah debat
Aku dibesarkan di tengah perdebatan zaman
Zaman yang kata orang adalah zaman edan
Saat semua orang tak mau kalah menentukan
Si dia berseru, berpekik dialah pemegang kebenaran
Juga mereka yang tak kalah lantang tak mau kalah kemudian
Semua orang berdebat tak mau salah dan disalahkan
Bahkan sampai laknat datang dikirim Tuhan
Aku dibesarkan di tengah debat kehidupan
Aku hidup di tengah perdebatan akbar
Seakbar lautan dengan airnya yang tak tertakar
Saat pemuda hanya sibuk berbingar
Tak mau kalah, orang tua bertengkar-tengkar
Tiap orang tak mau kalah tak mau cari jalan keluar
Semua yang diseru dan teriakkan dianggapnya benar
Bahkan sampai hujan air berganti bebatuan besar
Aku sungguh hidup di tengah debat dan kelakar
Akhirnya, aku pun mati di tengah perdebatan keras
Sekeras kepala orang yang dijejali miras
Saat Sang Tuan dan Si Babu sama-sama buas
Saling berebut, saling beradu, berdebat tak berpuas
Di tengah kematian aku bertanya kapan mereka akan lemas
Menghentikan segala perdebatan dan pertikaian yang semakin panas
Sampai semua berdamai dan berbagi kasih dan belas
Aku tak mau mati di tengah perdebatan yang sungguh menguras
0 komentar:
Posting Komentar