Kamis, 24 Desember 2015

Adinda

Suatu malam, 2015



Adinda
Walau kau jauh dari pelupuk mataku
Gambaran dirimu terlihat jelas dalam hatiku
Engkau yang bahkan kabus tak mampu menutupimu
Pandang khayalku akan sosokmu begitu nyata
Sungguh terasa dekat tiada berjarak walau sesenti
Walau puluhan mil terbentang antara kau dan aku
Aku yang pandang khayalku tak pernah lalu darimu
Untuk melihat lihai tarimu dalam relung hatiku
Untuk memandang rekah senyummu dari bibir merahmu
Manis sungguh indah begitu indah senyummu


Adinda
Walau jarak ini pisahkan antara tatap mataku denganmu
Pisahkan antara tanganku yang ingin gandeng tanganmu
Namun pautan hatiku padamu teramat erat
Ia menjerat namun tiada sakit sungguh nikmat
Jantungmu berdetak dalam jantungku
Jantungku berdetak dalam jantungmu
Aku hidup denganmu dalam jauhmu, pula engkau

Adinda
Kalau sampai waktunya nanti
Waktu di mana aku akan menjemputmu
Meraih bayangmu mendekap nyatamu
Sambutlah aku dengan senyummu
Senyum indah yang selalu kulihat tanpa kerdipku
Dalam pandang khayal atas jarakku denganmu

Adinda
Ingin rasanya aku melipat waktu
Menekuk-nekuknya dalam balutan romansa
Meringkas tiap tahunnya menjadi detik
Agar segera aku menjemputmu
Bertemu denganmu menggandeng tanganmu
Mendekapmu erat dalam pelukku
Peluk yang akan selalu kau rasa
Menghangatkan tubuhmu dari dinginmu
Mendinginkan hatimu dari panasmu

Adinda
Aku akan segera menjemputmu
Bukan hanya untuk satu hembusan nafasku
Pun bukan hanya untuk temani satu langkahku
Untuk penuhi janjiku saat tiupan pertama nyawaku
Yang dipersaksikan Jibril bersama bala tentaranya
Menjadi imammu bimbing hari-harimu, pimpin sholat hidupmu
Jadi ksatriamu lindungi tiap saatmu
Jadi selimutmu hangat tenteramkan dirimu, selalu
Jadi ayah panutan anak-anakmu, pendidik terhebatnya
Membangun bahtera berlayar denganmu hanya denganmu
Akulah nahkoda dalam magligai hidupmu
Penuhi kodratku sebagai Adammu
Hanya untukmu selalu untukmu
Adinda, aku akan segera menjemputmu

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.