Selasa, 08 Desember 2015

Rindu

Di bawah pijar sorot kerinduan, 2015



Jangan kau sangka rindu hanyalah kodratmu
karena engkau adalah wanita, engkaulah Putri
jikalau rindu yang sesak kadang nikmat
hanyalah racun atau madu untuk wanita, lalu
mengapa aku se-wanita ini saat rindu menghantam?
Hingga aku terkapar olehnya
oleh hunusnya pada relung dan benak.

Mengapa?
Aku sebagai lelaki yang masyhur gagah perkasa
jadi kejang melemah saat rindu menyerang?
Aku pahlawan penakhluk rintangan
jadi sepengecut ini saat rindu menghalau?
Berdiri pun aku tak mampu.

Bila puncak kerinduan ini
adalah kemesraan dengan belai kasihmu
maka biarkanlah aku dengan susah dan berat
biarkan aku terus mendaki kerinduanku
hingga aku menggapai puncak kerinduanmu.

Bila kerinduan ini berujung pada jurang
jurang dengan tiap jengkalnya adalah pelukmu
maka biarkanlah aku terperosok terjungkal
biarkanlah aku terseret dalam tiap pelukmu
hingga aku tertidur, pulas dengan dekapmu

Rindu....

Apabila kerinduan ini sangatlah luas
seluas samudera dengan engkau sebagai ombak
maka biarkanlah aku dan terus,
terjanglah aku oleh ganas ombakmu
hingga aku terhanyut dalam gulunganmu
hingga aku merasa, betapa hangat merindukanmu

Rindu....

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.