Rabu, 16 Desember 2015

Muara Hati

Menanti jodoh, 2015



Janji Ilahi pasti ‘kan ditepati
sebagaimana diciptanya Hawa
untuk Adam yang sepi menyendiri

Apabila waktu yang terus bergulir
tak kunjung bawa satu rusuk yang dijanji
maka bersama gulirnya waktu
aku setia menanti,
menantimu duhai janji untukku

Layaknya sungai yang airnya terus mengalir
menuju pantai yang dijadikannya  sebagai hilir
tempat bermuaranya air

Aku pun mencari dan menanti
dengan caraku aku berjalan berusaha
membawa hati capai muara
muara hatiku entah engkau atau siapa

Sebagaimana diciptanya mentari
temani hari agar tak silam
atau rembulan untuk sang malam
Khadijah untuk Sang Nabi
juga Fatimah untuk si tampan Ali
maka pastilah ada hati yang kan bermuara
pada hatiku agar tak tandus
untuk hidupku agar tak gulita

Kemana?
Kemanakah hatiku ‘kan bermuara?

Siapa?
Siapakah hatiku ‘kan bertambat?

Bersama pagi hingga senja dengan setia mentarinya
malam dengan damai cahya rembulannya
aku menanti,
menanti muara hati
aku berjalan,
berjalan tuju muara hati

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.