Selasa, 22 Desember 2015

Mengurai Kebodohan

Belajar tak kunjung pandai, 2015

Ingin sekali aku mengurai kebodohanku
Menderai tiap milinya
Lantas segera menggantinya
Menggusur dengan tumpukan ilmu
Agar tak lagi bodoh menggelayuti hidupku


Bodoh!
Terlalu lama penyakit ini menjangkitiku
Merenggut milyaran detik dalam hidupku
Hingga susah payah dan gagal
Tiada bosan mereka menjumpaiku

Namun...
Betapa bodohnya aku yang hanya diam
Mendengkur dalam kepulasan bodohku
Bersendawa atas kekenyangan jahilku

Apalah artinya aku yang terus saja bodoh
Tak segera bangkit, berdiri sebagai si pandai
Luas ilmunya
Berisi kepalanya
Agar bahagia segera kujemput
Agar tahu dan tahu selalu kupeluk

Biar segera kucabut belati dalam semayamnya
Kucabik bodohku hingga tercerai berai
Lalu kubuang pada curam kejahilan
Kutinggalkan tak lagi kuambil

Biarkan aku mengambil bejana-bejana itu
Mengangkat dan memikulnya
Walau berat tetap 'kan kupikul
Agar tetesan ilmu terbendung olehnya
Kusiram dan tumpahkan kemudian
Pada diriku yang kosong dan kopong
Biar tak lagi bodoh tak lagi jahil
Menjadi pandai kemudian
Tenteram hatiku makmur hidupku
Agar hanya manfaat yang selalu kusiram

Pada ladang-ladang gersang di depanku

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.