Selasa, 08 Desember 2015

Sajadah Tua Penghantar Doa

Menjelang magrib, 2015




Berjalan lelaki bungkuk saat fajar meringkuk
Saat dengkur-orok penduduk makin tusuk-menusuk
Saat si jago bersahut mengusir kabut
Merah marun terselempang rada panjang
Setengah dada, punggung kanan tertudung
Surau di penghujung dusun ia menuju

Mengantar diri menjumpa Ilahi

Sajadah tua ia gelar pengganti tikar
Walau sendiri tekatnya berserah diri
Walau tergigil dilawannya dengan rumpil
Tubuh bungkuk meriuk-riuk
Menjalankan ritual demi nikmatnya ajal
Agar tak terhukum nelangsa di dalam neraka
Supaya surga menjadi balas atas abdinya

Bersujud berserah pada Sang Maha Wujud
Mengirim keluh di usia yang kadung sepuh
Rendah tunduk pada Sang Maha Penakhluk
Mengirim rindu mengirim haru
Menangis pelan pada Sang Tuhan
Memunajat tak bersampun mengharap ampun
Di atas sajadah tua ia mengirim semua

Sajadah tua penghantar doa

4 komentar:

Heni Helya mengatakan...

puisinya Ajib :)
teruslah menulis dan berkarya, ,ma'anajah

Unknown mengatakan...

alfu syukr ^_^

Anonim mengatakan...

komen ahh..
mesakke ora ono sing komen

Unknown mengatakan...

mbok ngono ^_^

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.