Berjalan lelaki
bungkuk saat fajar meringkuk
Saat dengkur-orok
penduduk makin tusuk-menusuk
Saat si jago
bersahut mengusir kabut
Merah marun
terselempang rada panjang
Setengah dada, punggung
kanan tertudung
Surau di
penghujung dusun ia menuju
Mengantar diri
menjumpa Ilahi
Sajadah tua ia
gelar pengganti tikar
Walau sendiri
tekatnya berserah diri
Walau tergigil
dilawannya dengan rumpil
Tubuh bungkuk
meriuk-riuk
Menjalankan
ritual demi nikmatnya ajal
Agar tak terhukum
nelangsa di dalam neraka
Supaya surga
menjadi balas atas abdinya
Bersujud
berserah pada Sang Maha Wujud
Mengirim keluh
di usia yang kadung sepuh
Rendah tunduk
pada Sang Maha Penakhluk
Mengirim rindu
mengirim haru
Menangis pelan
pada Sang Tuhan
Memunajat tak
bersampun mengharap ampun
Di atas sajadah
tua ia mengirim semua
Sajadah tua
penghantar doa
4 komentar:
puisinya Ajib :)
teruslah menulis dan berkarya, ,ma'anajah
alfu syukr ^_^
komen ahh..
mesakke ora ono sing komen
mbok ngono ^_^
Posting Komentar