Mahameru mengirim rindu, 2015
Syawal tahun lalu, mahameru melambaiku
Tak kuasa aku menahan rindu, menjejak syahdu pepasir
semeru
Tak lama selepas tangan menggugur salah, menghapus
noda
Kujejak kaki menjemput rindu, mengantar mesra
Angin mendawai telaga biru, melantun merdu ranu
kumbolo
Indah rona senja sambut ramah petualang kawah
Semarak angin menggoyang pepohon hijau bukit pecinta
Molek tariannya tercermin dalam tenang air telaga
kasih
Ranu kumbolo, airmu hanyutkan nestapa
Semilir angin usirkan duka lara, sejuk dalamnya hati
Sungguh kabut putihmu dinginkan bara amarah
Pagi itu setelah semalam kucumbu telaga biru
Kuantar mimpi menyinggah agung mahameru
Sedari kala, sampailah saat mengguyur pilu
Menanjak barisan menapak tanjakan cinta
Tanjakan mimpi para pecinta, perindu kasih
Pengembara jiwa...
Terpesona aku akan luasnya oro-oro ombo
Seluas cintaku padamu, kekasih hati dalam kesembunyian
Seindah senyummu pujaan hati dalam coretan tinta
kelabu
Sayang sungguh sayang, rindu menghilang rindu pun
datang
Ingin rasanya kukirimkan eidelweis dalam kemekarannya
ini, kekasih
Andai saja merpati putih dapat kuundang dengan siulan
Andai derasnya kalimati bermuara di halaman rumahmu,
rembulan hati
Sebelum jingga mentari pagi singsingkan gelapnya malam
Bersama pejalan, merangkak dalam kegelapan semesta
dini
Saat hanya garis panjang cikal pagi segera menjelang
Deru nafas menggebu seiring terpeluk gagah mahameru
Syahdu alunan dawaimu terdengar pelan dalam dekapan
awan
Ranu kumbolo, tetaplah seperti sedia kala
Sambut mesra petualang kawah, hilangkan gundah