Sabtu, 24 Oktober 2015

Mendaki, Alasan?

Sepulang sowan kedua ke Merapi, 2015



Sebuah alasan mengapa aku gemar mendaki
Adalah ketika kebosanan dengan cepat menyergapku
Aku bosan dengan segala bingar kota
Kebosanan yang menjelma kemuakan pada mereka
Mereka yang dulunya berkoar dan sekarang sok tak dengar
Mereka yang dulunya gencar dan sekarang tak ada kabar
Mereka yang mencerca ludah kemunafikannya sendiri (Penguasa)


Sebuah alasan mengapa aku cinta kepada gunung
Adalah karena ia selalu menggelayuti pikirku
Aku suka dengan segala tentang gunung
Ia mengajarkan tentang perjuangan
Ia menunjukkan tentang kebesaran
Ia menyadarkan tentang kesederhanaan
Ia juga mengingatkan tentang kehati-hatian

Sebuah alasan mengapa aku terpesona dengan awan
Adalah karena ia meleburkan setiap kemanusiawian
Aku tersadar tiap kali aku saksikan luas lautannya
Membumbungnya ia adalah wujud persatuan dan kebersamaan
Putihnya ia adalah lambang kesucian dalam ketinggian
Menyebar dan terpisahnya ia tunjukkan indah segala perbedaan
Lembutnya ia menebar kasih kepada setiap alam

Sebuah alasan mengapa aku mengejar mentari
Adalah karena kegelapan dan kebodohan yang ingin kusingkirkan
Aku tercerah dengan cerah cahayanya
Terbitnya adalah kemilau emas pembuka sejarah baru
Terang cahayanya mengusir siasat gelap
Hangatnya menyembuhkan kesakitan jiwa
Saat senja datang, ia mulai tenggelam membawa damai

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.